WAYANG DUGEM – WAYANG KULIT VERSI ANAK MUDA


foto : http://baliyogya.blogspot.com
                  Ada yang unik lagi nih. Inovasi terbaru dari seni budaya wasyang kulit asal jawa tengah.  Namanya wayang dugem. Ceritanya semalem waktu saya  gak sengaja nonton acara mister Tukul di Trans7. yang lagi berkunjung ke jogja, salah satunya ke Rumah Makan Ibu Yati Pesek yang jadi satu dengan  sanggar wayang yang dikelolanya bersama suami. Pertama kali denger, emang langsung kerasa beda, waktu saya simak tayangannya ternyata emang ada sesuatu yang menarik disana. Wayang Dugem. Kedengerennya emang sedikit aneh ya.. soalnya ada campuran kata ‘dugem’ yang emang kita tau ‘dugem’ itu dipake buat acara clubbing, party-partynya anak muda di diskotik biasanya.  Menurut Ki Marno (kalo gak salah ni yaa namanya) pemilik wayang dugem, nama tersebut diambil supaya menarik minat anak muda. Kalo saya boleh komentar juga, mungkin ini dikarenakan nama ‘dugem’ itu bener-bener populer di telinga anak muda zaman sekarang.  Karena di zaman sekarang pada kenyataannya memang peminat seni budaya ‘wayangan’ dari kalangan anak muda sangatlah minim. Wayang Dugem memang diperuntukkan khusus untuk anak muda, dengan variasi musik yang tidak hanya diiringi musik karawitan (gamelan) saja seperti biasanya, tapi juga menggunakan musik bernuansa ‘band’, jazz, disko juga rock karena memang disesuaikan dengan selera segmentasi pasarnya.
                   Ki Marno yang juga suami dari pelawak Ibu Yati Pesek ini, sewaktu diwawancarai di sanggarnya yang berada di kota Jogja dalam acara Mister Tukul, juga menceritakan mengenai bahan dari ‘wayang dugem’ yang terbuat dari karet semacam karet lateks, kemudian pewarnaannya juga menggunakan bahan fosfor, dengan tujuan menimbulkan kesan glow in the dark (menyala di tempat gelap). Sekilas penampilannya tidak berbeda jauh dengan Wayang Kulit biasanya, yang terlihat paling dari warna Wayang Dugem yang keliatan lebih cerah/mencolok. Wayang Dugem diceritakan juga dalam penampilannya ketika dimainkan dapat berjalan sendiri, maksudnya ??? yap ! kata Ki Marno Wayang Dugem dapat dipasang magnet sehingga dapat bergerak sendiri ketika dimainkan.  Secara mekanisnya yang lebih rinci, saya juga gak tahu, karena memang waktu semalem di tayangannya gak dijelasin. Yang jelas intinya seperti itulah. hehehe.
                 Wayang Dugem memang berbeda dari Wayang Kulit seperti biasanya. Selain penampilannya yang berbeda karena diiringi musik beraliran anak muda, wayang dugem juga berbeda dari segi pembuatannya. Wayang Kulit yang pada umumnya terbuat dari kulit kerbau, dan pewarnaannya menggunakan cat dari bubuk yang dicairkan atau biasa disebut dibron. Berbeda dengan Wayang Dugem yang pembuatannya dari bahan karet, agar lebih lentur dan saat dimainkan terlihat lebih hidup. Pewarnaannyapun menggunakan fosfor, bahan yang berbeda dari biasanya. Perlu diketahui, harga satu buah wayang dugem mulai dari Rp. 800.000,00 s/d harga satu jutaan keatas. Ini disesuaikan dengan tingkat pengerjaannya yang rumit dan memakan waktu lebih lama. Wow, mahal juga yah ? Dibandingkan dengan Wayang Kulit biasanya harga paling mahal sekitar Rp. 1.500.000,00 dan paling murah bisa kita dapatkan hanya dengan harga puluhan ribu rupiah. 

Pasangan Ki Marno dan Ibu Yati Pesek benar-benar seniman yang kreatif ya ? melestarikan budaya dengan cara yang unik. Salut dah buat seniman atau budayawan indonesia!Good Job!
0 Responses